Karikatur
adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dan
sebagainya yang dibuat dengan cara melebih-lebihkan gambaran
seseorang atau sesuatu dengan tetap mempertahankan kemiripan visual
dengan orang atau benda aslinya.
Isi
karikatur bisa berupa sindiran atau pujian dan dapat pula dimaksudkan
untuk tujuan politis atau dibuat semata-mata untuk hiburan. Karikatur
politik biasa ditemukan di kartun editorial, sementara karikatur
selebriti sering ditemukan di majalah hiburan.
Karikatur
adalah sebuah penggambaran potret yang dilebih-lebihkan dengan
membuat suatu bentuk visualisasi wajah yang mudah dikenali. secara
definisi, karikatur dapat diartikan sebagai gambaran yang
dilebih-lebihkan dari suatu karakteristik dari sebuah wajah dan
penyederhanaan dibagian wajah yang lain.
karikatur dapat berfungsi sebagai penyampai pesan tertentu yang dikemas dalam bingkai yang menarik sehingga mampu mengundang perhatian target pembaca. coba aja buka halaman sebuah koran, dan di koran tersebut memuat sebuah gambar karikatur, tentu pandangan kita pertama kali akan tertuju ke gambar karikatur tersebut, selanjutnya..kita akan coba mencerna pesan apa yang disampaikan oleh gambar tersebut. terlepas dari pesannya sampai atau tidak, kebanyakan karikatur berhasil menarik perhatian sebagian besar target pembaca, hal tersebut sangatlah penting dalam langkah awal sebagai media penyampai pesan. selain itu, karikatur juga ditujukan sebagai bentuk hiburan yang unik, terlepas dari apakah akan ditujukan untuk keperluan bisnis ataupun tidak.
kata karikatur berasal dari bahasa Italia yaitu "Caricare" yang artinya "memuat". Dan intinya adalah bahwa tujuan utama dari karikatur adalah untuk memuat sebanyak mungkin makna untuk ditampilkan secara efektif didalam sebuah potret wajah.
karikatur dapat berfungsi sebagai penyampai pesan tertentu yang dikemas dalam bingkai yang menarik sehingga mampu mengundang perhatian target pembaca. coba aja buka halaman sebuah koran, dan di koran tersebut memuat sebuah gambar karikatur, tentu pandangan kita pertama kali akan tertuju ke gambar karikatur tersebut, selanjutnya..kita akan coba mencerna pesan apa yang disampaikan oleh gambar tersebut. terlepas dari pesannya sampai atau tidak, kebanyakan karikatur berhasil menarik perhatian sebagian besar target pembaca, hal tersebut sangatlah penting dalam langkah awal sebagai media penyampai pesan. selain itu, karikatur juga ditujukan sebagai bentuk hiburan yang unik, terlepas dari apakah akan ditujukan untuk keperluan bisnis ataupun tidak.
kata karikatur berasal dari bahasa Italia yaitu "Caricare" yang artinya "memuat". Dan intinya adalah bahwa tujuan utama dari karikatur adalah untuk memuat sebanyak mungkin makna untuk ditampilkan secara efektif didalam sebuah potret wajah.
Karikatur
adalah gambar olok-olok yang mengandung pesan, sindiran, dan
sebagainya yang dibuat dengan cara melebih-lebihkan gambaran
seseorang atau sesuatu dengan tetap mempertahankan kemiripan visual
dengan orang atau benda aslinya. Karikatur berasal dari bahasa
Italia, “caricare”, yang artinya memuat
(dalam hal ini memuat berlebihan). Kata “caricatura” baru
populer dan digunakan orang dalam kehidupan dunia seni sekitar tahun
1665. Seniman yang mengenalkan kata itu adalah Gian
Lorenzo Bernini, seorang pematung dan arsitek, ketika
datang ke Perancis.
Sebuah
karikatur dapat disebut sebagai kartun, akan tetapi kartun tidak
bisa disebut karikatur. Namun dari keduanya ada persamaan, yaitu
sama-sama memiliki unsur humor yang kata Freud adalah ’sebuah
perang kecil terhadap diri sendiri’. Isi karikatur bisa berupa
sindiran atau pujian dan dapat pula dimaksudkan untuk tujuan politis
atau dibuat semata-mata untuk hiburan. Karikatur politik biasa
ditemukan di kartun editorial, sementara karikatur selebriti sering
ditemukan di majalah hiburan.
Banyak
seniman-seniman besar populer kartun di dunia ini memiliki
gaya mereka sendiri menciptakan animasi tanda tangan Anda. Semua
karakter kartun dibuat dengan berbagai gaya dan tema, anime, pahlawan
dan dongeng adalah
beberapa kartun populer. Baik anak-anak dan para orang
dewasa bersenang-senang sambil menonton kartun kartun, karena mereka
memberikan rasa humor saja.Sebagian besar dari mereka
memiliki strategi mereka sendiri tentang cara menggambar satu
kartun
KARIKATUR atau kartun tidaklah sketsa yang dijelek-jelekkan
dan bukan pula sekedar coretan yang dilebih-lebihkan. Karikatur
bukanlah pula hanya sketsa yang karikatural, tetapi teks yang ingin
menyampaikan hal yang aktual. Menurut Prof. Imam Buchori Zainuddin,
salah seorang dosen FSRD ITB, kartun adalah gambar, yang melukiskan
adegan tentang perilaku manusia dengan berbagai kiprahnya dalam
kehidupan sosial, baik diungkapkan secara simbol atau
representasional dengan cara-cara humor, atau cara-cara yang satiris.
Bahkan Erich Kaestner, seorang sastrawan Jerman termasyur, menilai
kartun memiliki daya ekspresi yang luar biasa. Sebagai sarana
non-aksara, Kaestner menganggap kartun memiliki unsur cerpen. Kartun
adalah pula sebuah bentuk wacana atau berita pikiran tentang
"sesuatu". Dengan simbol-simbol yang bercorak sinekdote -
memperlihatkan sebagian untuk mengatakan keseluruhan - dan tentu
saja, karikatural berita - pikiran yang disampaikan tak lain daripada
sebuah ajakan berdialog yang intens dengan kekuasaan, masyarakat umum
atau dengan siapa saja. Simbol-simbol karikatural yang dengan kreatif
menonjolkan unsur-unsur yang lucu dan di luar kebiasaan itu bukan
saja memberikan kebebasan bagi sang kartunis untuk menyampaikan
berita - pikirannya tetapi juga secara cerdik mengalihkan daya tusuk
dari dialog yang intens tersebut. Dengan begini, maka yang getir dan
pahit dapat disampaikan sebagai keanehan yang lucu saja. Jadi kartun
haruslah dipahami sebagai media yang dipakai oleh kartunis untuk
menangkap dan menafsirkan berbagai keprihatinan yang hidup dalam
masyarakat. Menurut sejarah, "Cartoon" lahir sejak abad
pertengahan seiring dengan semangat humanisme yang meletakkan manusia
sebagai objek dan subjek untuk mengenal berbagai hakekat kehidupan.
Karikatur sendiri diketahui berasal dari bahasa Itali "caricare",
yang berarti memuat atau menambah muatan secara berlebihan. Dengan
kata lain, karikatur adalah reformasi lebih atas objek yang terkenal
dengan cara mempercantik dari ciri yang paling menonjol atas objek
tersebut. Dengan demikian, karikatur yang baik sudah bisa dipastikan
mempunyai kadar humor, estetika dan yang paling penting sarat nilai
kritik. Dan kritik karikatur sebenarnya hanya usaha penyampaikan
masalah aktual ke permukaan, sehingga muncul dialog antara yang
dikritik dan yang mengkritik, serta dialog antara masyarakat itu
sendiri, dengan harapan akan adanya perubahan.
Pahit Tapi Positif
Dewasa ini kartun dan karikatur telah merambah jauh, selain untuk kritik sosial, juga untuk media pendidikan anak dan berbagai program sosialisasi, untuk maksud promosi dan komunikasi. Tak pelak lagi, kartun dan karikatur pun akhirnya memasuki persoalan susila atau tidak susila yang merupakan sukma utama dari kesenian pada umumnya. Melalui kartun kita dapat menyampaikan kritik yang langsung sampai pada sasaran, tapi tidak menyinggung objeknya (manusianya), yang seringkali malah tertawa. Seorang karikaturis ataupun kartunis, tidak perlu berbenturan langsung dengan suatu kekuasaan. Tetapi bagaimana kecerdikan mereka untuk mengakali suatu kekuasaan takluk oleh sebuah kerendahan hati. Atau kata Jaya Suprana "Positioning", bagaimana seni menempatkan diri. Kendatipun dengan nada kritik yang benar-benar pahit, namun secara keseluruhan karyanya tetap positif. Kritik dan ejekan yang dilemparkan dilandasi oleh sikap optimis dan hasrat reformis. Fenomena ini akan berlanjut terus, lebih-lebih dalam alam keterbukaan politik dan globalisasi informasi ini. Disini, para kartunis dan karikaturis dituntut memiliki kreativitas, kredibilitas (diantaranya kemampuan teknik drawing) dan cakrawala berpikir yang luas. Dan tetap setia mempertahankan keunikannya sebagai humanis - humoris.
Pahit Tapi Positif
Dewasa ini kartun dan karikatur telah merambah jauh, selain untuk kritik sosial, juga untuk media pendidikan anak dan berbagai program sosialisasi, untuk maksud promosi dan komunikasi. Tak pelak lagi, kartun dan karikatur pun akhirnya memasuki persoalan susila atau tidak susila yang merupakan sukma utama dari kesenian pada umumnya. Melalui kartun kita dapat menyampaikan kritik yang langsung sampai pada sasaran, tapi tidak menyinggung objeknya (manusianya), yang seringkali malah tertawa. Seorang karikaturis ataupun kartunis, tidak perlu berbenturan langsung dengan suatu kekuasaan. Tetapi bagaimana kecerdikan mereka untuk mengakali suatu kekuasaan takluk oleh sebuah kerendahan hati. Atau kata Jaya Suprana "Positioning", bagaimana seni menempatkan diri. Kendatipun dengan nada kritik yang benar-benar pahit, namun secara keseluruhan karyanya tetap positif. Kritik dan ejekan yang dilemparkan dilandasi oleh sikap optimis dan hasrat reformis. Fenomena ini akan berlanjut terus, lebih-lebih dalam alam keterbukaan politik dan globalisasi informasi ini. Disini, para kartunis dan karikaturis dituntut memiliki kreativitas, kredibilitas (diantaranya kemampuan teknik drawing) dan cakrawala berpikir yang luas. Dan tetap setia mempertahankan keunikannya sebagai humanis - humoris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar